Sosial Budaya
Aspek sosial budaya memainkan peran krusial dalam membentuk identitas dan karakteristik suatu masyarakat desa. Kehidupan sosial budaya di dalam masyarakat desa melibatkan berbagai interaksi yang terjadi antara individu-individu yang saling berhubungan dan dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang ada. Melalui interaksi sosial ini, masyarakat desa membentuk pola-pola perilaku, norma, dan nilai-nilai yang menjadi landasan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam suatu masyarakat desa yang memiliki budaya gotong royong, nilai solidaritas dan kerja sama akan sangat ditekankan dalam setiap kegiatan sosial, seperti dalam upacara adat, kegiatan pertanian bersama, atau gotong royong membersihkan lingkungan.
Selain itu, kehidupan sosial budaya di dalam masyarakat desa juga mencakup tradisi, adat istiadat, kesenian, dan kepercayaan yang melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi-tradisi ini sering menjadi perekat dan identitas unik dari suatu masyarakat desa. Contohnya, dalam masyarakat desa yang memiliki tradisi upacara adat yang kaya dan meriah, seperti upacara perkawinan adat atau perayaan hari raya keagamaan, nilai-nilai kebersamaan, rasa hormat terhadap leluhur, dan warisan budaya akan dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Semua aspek sosial budaya ini saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain, membentuk ciri khas dan karakteristik yang membedakan suatu masyarakat desa dengan masyarakat lainnya.
Di desa Tanjung sendiri memiliki unsur sosial budaya dan kesenian yang sangat menarik. Hal itu membuat desa ini memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda dengan desa lain di kabupaten sumenep. Perbedaan tersebut tentunya mengarah ke perbedaan yang baik, karena kehidupan sosial dan budaya di desa Tanjung ini sendiri sangat beragam.
Di desa Tanjung, kehidupan sosialnya telah berkembang dengan baik. Kegiatan sosial yang terjadi di desa tersebut sebagian besar disebabkan oleh kegemaran masyarakat dalam mengadakan acara kumpul-kumpul. Hal ini berdampak positif pada terjalinnya koordinasi yang baik antara kepala dusun dan masyarakat desa.
Kegiatan kumpul bersama in misalnya seperti perkumpulan ibu-ibu PKK yang setiap hari minggu pukul 15.00 rutin melakukan kegiatan pengajian di balai desa Tanjung.
Acara ibu-ibu PKK
Di desa Tanjung, terdapat kegiatan sosial lain yang rutin dilakukan oleh para ibu-ibu desa. Pada setiap hari Rabu sore, mereka berkumpul di balai desa Tanjung untuk melaksanakan olahraga bersama dalam bentuk senam. Kegiatan ini menjadi momen yang dinantikan oleh ibu-ibu desa untuk berinteraksi, menjaga kebugaran fisik, dan mempererat hubungan sosial di antara mereka. Melalui olahraga bersama ini, mereka tidak hanya meningkatkan kesehatan dan kebugaran, tetapi juga memupuk rasa kebersamaan dan solidaritas dalam komunitas desa Tanjung.
Setiap minggu, Desa Tanjung juga mengadakan kegiatan rutin yang melibatkan semua dusun yang berada di dalamnya, yang dikenal sebagai Muslimatan. Kegiatan tersebut merupakan tradisi yang dilaksanakan di masjid atau musholla yang terletak di masing-masing dusun. Kegiatan Muslimatan ini menjadi momen penting dalam kehidupan masyarakat Desa Tanjung, di mana mereka berkumpul, beribadah, dan saling berinteraksi untuk memperkuat tali persaudaraan serta memperdalam pemahaman agama mereka.
Kegiatas senam ibu-ibu desa
Desa Tanjung sendiri juga sering menjadi tujuan universitas dalam mengirimkan mahasiswa untuk melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Masyarakat desa sangat positif dalam menerima kedatangan mahasiswa KKN dan mereka merasa senang dengan kehadiran mereka yang berbakti di desa tersebut.
Meskipun ada beberapa mahasiswa KKN yang datang dari luar Madura dan mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan warga setempat karena masih belum fasih berbahasa Indonesia, namun hal ini tidak mengurangi kehangatan dan keramahan mereka. Warga desa tetap menerima mereka dengan senyuman hangat ketika kami, sebagai mahasiswa, berinteraksi dengan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar